9.26.2010

SHEILA "kenangan yang hilang"

setelah membaca buku pertama hasil karya Torey Hayden (seorang wanita yg bernama lengkap Victoria Lynn Hayden yg meraih gelar Bachelor of Arts dibidang kimia fisika - namun lebih tertarik bekerja menangani anak2 yg memiliki kebutuhan khusus), buku pertama yang berjudul Luka Hati Seorang Gadis Kecil. buku pertama ini lah yg telah menguras air mata dari beribu-ribu pasang mata pembacanya. buku ini bercerita tentang seorang gadis kecil yg mempunyai kemampuan diatas batas normal IQ anak2 yg seumuran dengannya, gadis kecil yg mempunyai paras yg cantik tp bernasib tidak secantik parasnya. dia harus ditinggal oleh ibunya disaat umurnya sangat lah kecil, dipukul oleh ayahnya, dan itu masih blm seberapa kawan. percayalah dibuku ini diceritakan penderitaan yg harus dialami oleh gadis kecil ini lebih kejam dr apa yg disebutkan tadi. Tapi satu hal yang membuat kagum, gadis kecil ini tidak pernah menangis, Sheila pernah berkata "menangis hanya membuat ku menjadi terlihat lemah", sungguh perkataan yg sungguh amat bermakna dan jarang sekali anak kecil bisa berkata2 seperti itu, kata2 itu bermakna bahwa tak ada satu pun orang yg bisa membuat ku menjadi terlihat lemah, aku memang anak kecil tapi aku tidak lah lemah. dan yang lebih membuat kagum lagi, buku yang ditulis oleh Torey Hayden ini bukanlah novel biasa,,tp KISAH NYATA yg dijadikan novel.


YUK kita kembali ke Judul Awal kita, Sheila 'kenangan yang hilang'. pada awalnya saya sangat merasa kecewa, karena pada di bab-bab awal buku yang kedua ini tidak lah sebagus yg disajikan pada buku yang pertama, itu hanya menurut saya saja loh. tapi saya jadi teringat perkataan Amin Rais (mantan ketua MPR Negeri Indonesia) "nikmatnya membaca buku adalah saat kita menyelesaikan seluruh bacaannya".
ternyata benar juga perkataan beliau, setelah membaca seluruh buku yang kedua ini ternyata sama2 menarik. seperti ngk sah aja, baca buku yang pertama tapi ngk baca buku keduanya. ada beberapa surat menarik dalam buku ini:

ibu tersayang,
Aku ingin tinggal bersamamu. Aku sudah muak tinggal bersama ayah. Bukan karena telah terjadi sesuatu yang buruk, karena telah lama sekali tidak terjadi sesuatu yang buruk, tetapi aku sudah bosan sekali dengan tingkahnya. Aku bosan khawatir akan dirinya, khawatir dia mabuk, khawatir soal barang itu, khawatir dengan apa yang akan menimpa keuangan kami, khawatir dia akan mendapat kesulitan lagi, dan khawatir tentang apa yang akan terjadi padaku, jika itu terjadi. Aku ingin bersamamu dan Jimmie. Please, bisakah itu terjadi meski hanya sebentar?
***
Ibu tersayang,
Aku banyak menimbulkan kesulitan waktu itu. Mungkin itulah sebabnya Ibu terpaksa melakukan apa yang harus dilakukan. Kupikir aku bisa memahaminya, sebab mungkin itulah satu-satunya yang bisa kaulakukan. Tapi aku sudah jauh lebih baik sekarang. Inilah pion-poin baikku:
1) Aku bisa memasak.
2) Aku bisa mengerjakan tugas rumah tangga dengan baik sekali.
3) Aku akan mendapatkan pekerjaan setelah keluar dari sini dan punya penghasilan sendiri.
4) Aku hampir selalu mendapat nilai A di sekolah dan aku akan masuk Daftar Anak Berprestasi (yah, sebenarnya aku masuk dalam Daftar Anak Berprestasi di sekolahku yang lama. Di sini tidak ada sistem pringkat, tapi aku pasti akan masuk kelompok itu, jika aku masuk ke sekolah lain)
5) Aku akan melakukan apa yang kauinginkan sekarang, sebab aku sudah cukup besar untuk tahu apa yang kuinginkan.

Sedih memang, ditinggalkan oleh Ibu dalam usianya sangat kecil, setelah remaja tidak ingat lagi bentuk dan rupa Ibu tersebut, tidak ada foto ataupun dokumen2 yang jelas mengenai Ibu. semua cara telah dilakukan untuk bertemu Beliau tapi hasilnya tetaplah sama NIHIL. setelah cari dan terus mencari sampai titik puncak keputus asa'an, Sheila berkata "yang paling banyak kupikirkan adalah ucapanmu tentang mengikhlaskan semuanya. Menerima, memaafkan, dan kemudian mengikhlaskannya. Kupikir aku bisa menerima. Kupikir aku bahkan bisa memaafkan, tapi aku masih berpikir berkali-kali untuk mengikhlaskannya. Mencoba untuk memahami apa artinya 'ikhlas' dan yang bisa terpikir olehku hanyalah bahwa itu berarti menjalani hidupku ke depan. Mulai lebih memikirkan masa depan daripada masa lalu"

dari kedua buku itu banyak sekali pelajaran-pelajaran yang bermakna. mungkin salah satunya adalah hidup itu tidak lah mudah seperti apa yang kau bayangkan kawan, hidup bukan lah seperti film FTV yang akan berbahagia diakhir cerita. Tapi yakin lah bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian yang tidak bisa diselesaikan kepada hamba-Nya. Yakin lah kawan bahwa Ujian-Nya itu akan membuat kita menjadi makhluk baru yang lebih kuat. Yakin kan pada hati kita bahwa KITA PASTI BISA.

tapi ngk enak juga loh klo hidup bahagia terussss sampe mati, malah jadi hambar aja tuh hidup atau menderita terusss sampe mati (kasihan bgt sih tuh org).

penulis blogger ini hanya bisa bilang kepada pembaca, sayangilah orangtua mu kawan selagi mereka masih ada. ^_^

seaindainya penulis diizinkan memberikan sedikit puisi untuk kawan2 yg senasib dengan sheila,

Sedih dan Aku

Hitamnya langit
tak se-hitam masa depan ku
Gelapnya malam
tak se-gelap hati ku

Sedih
yang kuratapi
yang ku sendiri tak tahu dimana ujungnya

Aku tidak butuh matahari saat malam
yang ku butuhkan lentera disaat gelap
Aku tidak peduli dengan emas di padang pasir
yang ku peduli hanya kamu IBU